Tentang filosofi masjid ini dibangun lebih dulu sebelum
pembangunan Rumah Sakit selesai, rektor beralasan, membangun masjid lebih
penting daripada bangunan Rumah Sakitnya sendiri. Ini bermakna bangunan
spiritual didahulukan daripada fisik. Selain itu, dengan adanya masjid di
kawasan pembangunan Rumah Sakit bisa dimanfaatkan oleh tukang dan masyarakat
sekitar.
Sedangkan alasan dipilihnya nama KHM Bedjo karena tokoh satu ini
memiliki kaitan sejarah sangat erat dengan Muhammadiyah dan UMM. Kyai Bedjo adalah
muballigh yang memiliki ilmu agama sangat tinggi dan pernah menjadi pimpinan
Muhammadiyah Malang serta sebagai dewan pengawas dan komisaris UMM.
Kiprahnya di Muhammadiyah diakui hingga tingkat nasional.
Dalam buku Siapa & Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur
(2007), disebutkan dalam berdakwah KHM Bedjo tidak hanya di mimbar-mimbar
masjid, tetapi juga di sekolah, kampus dan radio serta tulisan di media massa.
“Salah satu tulisannya ‘Islam Sontoloyo’ di Suara Muhammadiyah sempat membuat
majalah itu dibreidel oleh presiden Soekarno,” sebut buku tersebut.
Nama KHM Bedjo untuk masjid baru UMM nampaknya dimaksudkan untuk
membangkitkan semangat keteladanan Kyai Bedjo tersebut. Tak sekedar ilmuwan
keagamaan, Kyai Bedjo juga aktivis yang kritis.
Ikom.student.umm.ac.id |